Senin, 21 Juni 2010

Permukiman Warisan Tradisional Lampung

Desa kenali
Lampung Barat


Antara Sejarah & Legenda

Dari salah satu legenda tentang sejarah Kenali seperti yang diceritakan dari mulut kemulut di desa Kenali, berupa kejadian jauh sebelum agama islam masuk ke daerah BELALAU di sebuah dataran sebelah selatan danau Ranau , tersebutlah kisah sebagai berikut :

Pada suatu saat dari Hindia Belakang berlayarlah seorang pelaut yang bernama LALAULAH bersama 9 orang teman karibnya. Mereka berlayar ke arah timur setelah mampir di Filipina selama beberapa waktu, mereka berlayar kembali dan sampai di Sumatra Barat serta menetap disana untuk sementara waktu. Pagaruyung mereka meneruskan pelayaran ke arah selatan.

Sesampainya di perairan Samudra Hindia yang ganas perahu mereka rusak diterjang gelombang samudra dan terdampar di Krui. Kemudian mereka mendarat dan melakukan perjalanan naik ke dataran tinggi yang mereka namakan PESAGI, karena dari puncak gunung tersebut dapat memandang ke segalah arah dan terlihat selalu sama. Dari atas puncak gunung itu Lalaulah dan anak buahnya melihat ke arah hutan yang lebat, lalu mereka turun ke sana. Ternyata hutan tersebut merupakan hutan pohon Sekala yang sangat lebat, karena itu daerah tersebut mereka namakan SEKALA BERAK (berak artinya luas).

Di dalam hutan yang sangat luas tersebut mereka menemukan sebuah pohon aneh, pohon nangka yang mempunyai cabang dari jenis pohon lain yaitu sejenis pohon hutan bergetah yang disebut SEBUKAU, karena itu pohon tersebut dinamakan Nangka Sebukau atau Melasa Keppapang. Disanalah mereka bersama penduduk asal daerah itu mereka menamakan dirinya BUAY TUMI di sanalah mendirikan kampung yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Sekala Berak.

Penduduk Kenali percaya bahwa asal usul desa Kenali pertama kali berada di BERSANI di daerah kaki gunung pesagi sebelum pindah ke Kenali Tuho dan kemudian ke lokasi Kenali yang sekarang. Bernasi dahulu dihancurkan musuh rata dengan tanah, terutama saat datang Islam ke Belalau.


Lokasi & Perpindahan Desa

Kalau kita mengikuti sejarah keberadaan desa Kenali itu tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan gunung Pesagi di daerah Belalau sendiri. Dikisahkan pada masa kejayaan kerajaan Kenali desa itu dibangun tepat di kaki lereng gunung Pesagi sebuah gunung legendaris yang penuh misteri sama halnya dengan kerajaan Kenali itu sendiri, di sebuah dataran yang disebut Bernasi. Menurut keyakinan orang Kenali, setelah masuknya agama islam ke Belalau, kerajaan Kenali di lereng gunung Pesagi dihancurkan musuh.

Penduduknya pindah ke Kenali Tuho yang dikenal dengan Pekon Undok terletak di sebelah Timur lokasi desa Kenali yang ada sekarang. Pada masa penjajahan Belanda di daerah belalau dibuka jalan baru sampai ke desa Kenali sekarang. Kemudian penduduk desa Kenali pun pindah ke desa Kenali sekarang menyesuaikan dengan keberadaan jalan itu. Pada saat gempa bumi besar tahun 1933 sebagian desa Kenali ikut runtuh sehingga ada rumah – rumah yang dulu mereka pindahkan dibangunan baru dengan struktur dan konstruksi yang berbeda dengan sebelumnya.

Desa kenali yang ada sekarang pada awal perpindahannya sebenarnya terdiri dari tiga buah desa yang lama kelamaan berkembang dan menjadi satu desa Kenali. Pada saat ini desa Kenali terletak tepat di sebelah sebuah jalan raya yang menghubungkan kota Kotabumi dengan kota Liwa dan diapit dua buah sungai yaitu Way Semangka di sebelah Utara serta Way Lakak di sebelah Selatannya.


Tinjauan Arsitektur Tradisional KENALI

Bentuk Arsitektur

Dari hasil observasi terhadap bentuk bangunan arsitektur tradisional Lampung yang terdapat
di
desa Kenali saat ini, maka bentuk arsitekturnya dapat dikatakagorikan kedalam 4 macam bangunan yang dominan antara lain adalah sebagai berikut :

• Tata letak dan lingkungan desa yang dinamakan Pekon.

• Rumah tinggal yang dinamakan Lamban.

• Lumbung yang dinamakan Walay.

• Situs pemujaan jama poyang yang berupa altar berbentuk batu keppapang untuk pabon
yang teretak pada komplek pemakaman tua.

Pekon


Pekon Kenali pada awalnya terletak di daerah lereng gunung Pesagi di dataran yang disebut Bernasi, bentuk desa awal ini kini tidak mungkin ditelusuri kembali karenamenurut penduduk setempat desa itu telah hancur dantertimbun tanah.Dari Bernasi penduduk Pekon Kenali awal pindah ke Pekon Kenali Tuho yang dikenal dengan nama Pekon Undok terletak di bagianatas di sebelah timur desa kenali yang ada sekarang, menurut informan para tetua Kenali pola pemukiman ini berbentuk melingkar sedikit Oval.


Dengan pindahnya penduduk ke Pekon Kenali sekarang pola pemukiman dalam bentuk lama sudah ditinggalkan, karena lingkungan pemukiman desa sudah menyesuaikan dengan adanya jalan raya yang dibuat oleh pemerintah Belanda pada masa itu. Pada tahap pertama pertumbuhan desa Kenali memanjang ke kiri kanan jalan raya utama. Kemudian setelah penduduknya kian bertambah maka keturunan generasi selanjutnya mengembangkan pemukimannya ke arah selatan sejajar dengan pola desa yang ada membentuk desa saf ke tiga sejajar dengan desa ke satu dan ke dua.


Dengan adanya pola pengembangan ini pada masa sekarang, pengertian pusat pada sebuah desa mulai kabur. Terlihat arah pengembangan desa cendrung membuat sumbu ke gunung pesagi, bagi generasi yang lebih muda terus bergeser ke selatan, sehingga sangat memperkuat arah orientasi utara selatan yang ditandai oleh adanya gunung Pesagi sebagai pusat kekuatan kosmos dan orientasi kesakralan. Walaupun sesungguhnya orientasi rumah tetap ke arah jalan utama.


Lamban

Lamban di desa Kenali adalah tempat tinggal keluarga batih, kehidupan bersama dalam sebuah rumah di ibaratkan sebagai berlayar dengan sebuah kapal, karena itu bagi keluarga yang tidur dalam sebuah rumah dahulu dikenai aturan harus membujur kearah haluan disebut tidur jura.

Pada bangunan arsitektur tradisional kenali yang tua terdapat dua jenis tipe rumah tinggal atau Lamban. Jenis pertama adalah rumah tempat tinggal untuk para bangsawan desa atau golongan punyimbang, sedang jenis lainnya adalah rumah yang diperuntukkan bagi penduduk golongan masyarakat biasa bukan keturunan keluarga punyimbang.

secara umum bentuk tersebut hampir sama, perbedaan yang pokok hanyalah terletak pada adanya penambahan denah ruang ke arah belakang serta adanya tambahan hiasan dalam bentuk perlambang dengan atribut – atribut tertentu bagi rumah para bangsawan dan punyimbang.

Bentuk umum rumah tua masyarakat tradisional desa Kenali adalah rumah penggung yang tidak terlalu tinggi, kira-kira sekitar 1.5 m tingginya dari tanah. Dilihat dari bentuk atapnya, rumah tradisional Kenali berbentuk tajug atap piramida atau tenda. Bentuk denah dasar dari rumah tradisional Kenali adalah Pesagi (persegi empat) dengan sedikit penambahan atapnya ke arah samping. Seiring waktu bentuk rumah pada masyarakat Kenali atapnya berbentuk limasan dan bentuk dasar denahnya adalah persegi panjang.


Walay

Bangunan lumbung di desa Kenali dan daerah Belalau lebih dikenal dengan sebutan Walay. Bangunan Walay tradisional desa Kenali merupakan bangunan kecil berukuran sekitar 2 x 2 M2, terbuat dari kayu dengan atap ijuk berbentuk Tajug (atap piramidal).


Bangunan Walay berbentuk panggung setinggi 1 m, sistem peninggian lantainya menggunakan tumpukan kayu bulat yang bersilangan terletak di atas umpak batu untuk menjaga kontak langsung dengan permukaan tanah agar kayu landasan penggungnya tidak cepat lapuk dan rusak.

Bentuk bangunan Walay seperti ini di desa Kenali pada saat ini tidak ditemukan lagi, karena sekarang bentuk peninggian latai sudah menggunakan tiang – tiang untuk menghindari naiknya tikus ke dalam lumbung lewat tumpukan kayu – kayu landasannya.


Altar

Berdasarkan artefak budaya dan bangunan arsitektur Lampung di desa Kenali banyak didapat artefak budaya jaman megalit, salah satunya berupa altar tempat upacara Pabon sebagai cerminan ritual jaman nenek moyang untuk mempersembahkan korban berupa anak perawan yang sudah meningkat dewasa kepada dewa – dewa dan nenek moyang serta sumber – sumber kekuatan supra natural lainnya.

Dilihat dari bentuk arsitekturnya, bagian – bagian pelataran upacara terdiri dari susunan batu– batu pipih yang diletakkan di tanah secara berurutan sebanyak 9 buah, disusun tiga buah berurutan ke belakang. Jarak antara batu – batu tersebut adalah sekitar 5M ke arah samping dan 5M ke belakang. Ini dimaksudkan sebagai tempat duduk para raja dan pimpinan desa.



Di depan 9 buah batu itu terdapat sebuah batu kepempang (bercabang) sejarak 4M menghadap ke arah utara arah gunung pesagi, yang melambangkan Culu Langi sebagai tempat turunnya roh- roh nenek moyang dan paradewa. Batu Keppampang itu menurut kisahnya adalah tempat meletakkan kepala korban untuk dipenggal.


Di sekitar tempat upacara Pabon terdapat tambak (kuburan) dan salah satu kuburanyang ada di situ ada yang dikeramatkan, yang dinamakan Tambak Begur sakti. Menurut kisah tambak Begur adalah kuburan tanpa badan milik seorang panglima perang kerajaan yang gugur di medan perang yang kepalanya dipotong musuh dengan menggunakan sembilu bambu. Kemudian kepala panglima tersebut dimakamkan di Kenali sedangkan tubuhnya tertinggal dimedan perang dan diakamkan di Krui, kedua kuburan tersebut masih dikeramatkan sampai sekarang.

By : Panji
(Ziarah Arsitektur HMTA UBL Jilid 2)

4 komentar:

  1. semoga artikel ini bermanfaat :) :D

    BalasHapus
  2. Asalam.. Apakah ada silsilah dari buay Tumi dan siapa keturunannya.. Karena dibuku belanda disebutkan bahwa : ".. BUAI TUMI, BUAI BABOK DAN BUAI KHANDU MERUPAKAN PENGHUNI ASLI KOTA AGUNG .."

    Sedangkan di Masyarakat Marga Limau Cukuh Balak dikenal dengan nama Buay TUNGAU, BABOK dan KHANDU.. Apakah Sama nama TUMI dengan TUNGAU ?

    BalasHapus
  3. ass,, karya yang bagus. sebelumnya mhn maaf ada ada beberapa item dari penulisan nya yang perlu kami koreksi, 1. asal usul desa kenali pertama kali bernama BEKHNASI (bukan bersani. masyarakat belalau tdk mengenal dengan nama bersani)2. sebutan lumbung padi adalah BALAI ( Bukan Walay, sebutan walay digunakan masyarakat di daerah Krui, bukan sebutan masyarakat di daerah belalau)3. Tambak Begur Sakti ( karna saya keturunan beliau. penulisan nama yang sdr buat keliru sedikit yang benar adalah BEGUKH SAKTI SEGEDAH WANI)..

    salam hangat dari warga bah kekakhik kenali,smoga karya nya semakin sempurna dan dapat diterima oleh masyarakat banyak.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus